BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Desa
merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal usul dan adat istiadat yang diakuii dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai
kesatuan masyarakat hukum, Desa perlu untuk selalu memikirkan bagaimana kondisi
Desanya dimasa yang akan datang, sehingga Desa tersebut bertambah maju dan
mandiri untuk mewujudkan harapan tersebut, berdasarkan sumber daya yang
memiliki Desa saat ini maka Desa perlu menyusun Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPMJDes) atau langkah-langkah yang perlu dilakukan selama 5
(lima) tahun.
Sebagai
bagian dari kesatuan wilayah Kabupaten, maka Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJM-Des) merupakan salah satu Dokumen pembangunan yang menjadi
sasaran dari Pembangunan Kabupaten.
Perlu
diketahui bahwa secara Geografis Desa SAKAWAYANA didelinasi koordinat 7. 2’05’’ LS dan 108 . 4’10” BT. Dengan luas wilayah 409.15 ha, 149.60 ha
lahan basah dan 259.55 ha lahan kering. Jumlah penduduk 4711 jiwa, Iklim tropis
basah (humid tropical climate) pola sirkulasi angin musiman (Monsoonal
Circulation pattem) dengan variasi tempratur (suhu) berkisar 25c s/d 28c, keadaan topografis/ketinggian tempat 936 meter dpl
– curah hujan 2.589 mm / tahun dengan basah 7 bulan (hanya tahun 2010 ini curah
hujan sempurna). Desa Sakawayana memiliki kemiringan lereng rata-rata 1-2 %,
kemiringan lahan 7-10%, jenis tanah secara umum di Desa Sakawayana tanah
sedimen hasil letusan gunung merapi, batuan induk, batuan turf dan batuan
kuarsa. Tanah di pinggiran sungai Cipedes (anak sungai Cimanuk) berjenis
Aluvial yaitu hasil sedimentasii tanah akibat erosi di bagian hulu, jenis tanah
darat ada yang podsolil (merah kekuning-kuningan) ada juga jenis tanah Andosol.
Maka wilayah Desa SAKAWAYANA cocok juga untuk pengembangan Jeruk Keprok Garut
(Citrus Nobilis var. Chrysolarpa) dan juga Desa Sakawayana bisa menjadi sentra
produksi padi (GKP 471.000 kg GKG 325.000 Kg/90 Ha 227.500 Kg beras/musim) juga
bisa menjadi daerah pengembangan industri pengolahan hasil pertanian
dimungkinkan juga Desa Sakawayana menjadi daerah penghasil sayur mayur dataran
tinggi.
1.2.
MAKSUD DAN TUJUAN :
Maksud
disusunnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) ini adalah
sebagaii pedoman bagi setiap Perangkat Desa dalam menyusun sasaran, program dan
kegiatan Pembangunan Desa.
Tujuan
disusunnya Rencana Pembangunan Jangka Mengengah Desa adalah untuk meningkatkan
pelaksanaan Pemerintahan dan Pembangunan serta pelayanan kepada masyarkat yang
lebih berdaya guna, berhasil guna serta lebih untuk memantapkan pelaksanaan
transparansi dan akuntabilitas kinerja Pemerintah Desa sebagai wujud
pertanggung jawaban dalam mencapai Visi, Misi dan tujuan Pemerintah Desa.
1.3.
LANDASAN HUKUM :
Penyusunan
dokumen Perencanaan Pembangunan Desa SAKAWAYANA didasarkan pada beberapa
peraturan perundang-undangan, antara lain :
a. UU
No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
b. UU
No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
c. UU
No.. 72 tahun 2005 tentang Desa
d. Permendagri
No. 66 tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa
e. PerBub
Kabupaten Garut No. 206 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
GAMBARAN UMUM KONDISI DESA
Sejarah
Desa
Asal-usul/Legenda Desa
Konon
ditahun 1890-an disebelah urata Garut ada sebuah daerah pedesaan yang subur dan
rimbun, tumbuhan yang menghijau, di atas tanah yang berbukit-bukit banyak
ditumbuhi semak belukar yang masih lebat, hiduplah sekelompok masyarakat yang
rukun, anggun dan murah senyum sekalipun kehidupan pada waktu itu masih alam
penjajahan, 7 km ke arah utara dari kota Malangbong konon orang menyebutnya “Sakawayana”.
Di
awal abad 20-an Sakawayana merupakan nama yang sudah sering dipakai oleh
orang-orang penduduk Malangbong, konon tertulis/terdengar pada tahun 1914
Sakawayana dipimpin oleh seorang Kuwu yang bernama H. Husain, putra asli
Sakawayana sekalipun pemerintahannya sangat sederhana beliau memimpin sampai
dengan tahun 1930-an dan pada saat itu nama Sakawayana sudah dipakai pula pada
Sekolah Taman Rakyat juga Sekolah Dasar di Malangbong serta bangunan yang
menjadi tempat pendidikan berdiri sangat megah di Cakrawati (yang sekarang
lapangan sepak bola) diberi nama SAKAWAYANA.
Pada
tahun 1930-an pusat pemerintahan
Sakawayana pindah ke pinggir sungai Cimanuk yang diberi nama Sekarwangi,
ngindung kawaktu ngundang kajaman, perlahan namun pasti di tahun 1986 Sakawayana
menjadi Desa Difinitif dari pemekaran Desa Sekarwangi.
Adapun
arti dari kata Sakawayana dari berbagai sumber SUNDA : (Susuhunan Dawuh Agung)
SA-KA-WA-YA-NA (Saktina, Kawasana, Wajib, Yakin, Natrat) ada dalam satu PAPATET
“Daweung Menak Padjadjaran”
Gunung
Galunggung Kapungkur,
Gunung
Sumedang Katunjang,
Talaga
Sakawayana,
Rangkecik
di tengah leuweung.
Ulah
pundung ku disungkun,
Ulah
sungkan ku diteang,
Tarima
raga wayahna,
Nagncik
dinagara deungeun.
“Talaga
Sakawayana” tempat kahuripan – karahayuan - kinasihan - kamandirian (menserger)
cikahuripan – ciasihan – dengan demikian
Sakawayana memiliki nilai sejarah yang harus dilestarikan.
Sedangkan
Sakawayana punya arti dari (tihang atau lulugu/pusaka yang menahan – menurut –
sakabutuhna – sakabetahna – sakadaekna – sakaresepna – sakasusahna –
sakahayangna – sakabeukina, Sakawayana dalam logat lokal sunda bisa jadi
Sukawayana punya arti “Nukahiji” dari kata Sukawaya(H)na, diwancah jadi
suka-wayahna (Sobar) bukan SA-KA-YA-NA- (toma’).
Ada
juga kata “SAKAWAYANA” berhubungan dengan gelar leluhur teureuh talaga
manggung, ada tertulis versi rakyat :
Praburesi Guru Aji Putih adalah seorang Resi keturunan Galuh datang untuk
bermukim di pinggiran Cimanuk, Daerah
Cipaku, Kecamatan Darmaraja, Daerah tersebut telah ada sejak abad ke-delapan
dirintis oleh Cakrabuana. Versi rakyat, Prabu Guru Aji Putih adalah Putra Ratu
Komara Keturunan Wretikandayun (Galuh), prabu Guru Aji Putih menikah dengan
Dewi Nawang Wulan (Ratna Inten), kemudian berputra sulung bernama Batara Kusuma
atau Batara Tuntang Buana yang dikenal juga sebagai prabu Taji Malela, kedua
Prabu SAKAWAYANA alias Aji Saka, ketiga
Haris Darma yang terakhir Jagat Buana yang dikenal Langlang Buana legenda
tersebut adalah cikal bakal berdirinya kerajaan Tembong Agung di kampung Muhara
Desa Leuwi hideung/Kecamatan Darma Raja Sumedang (rpmsjb Drs. Yoseph Iskandar)
dan prabu Sakawayana alias AJi saka bermukim di Sakawayana makam Aji Saka
(Sakawayana) berada 300 m disebelah utara jalan Desa/Batu Budug, nama tempatnya
Cisaka bukti bahwa daerah itu pernah ada kehidupan manusia yang berwibawa
dengan adanya makam dan kayu kibonteng, kayu kibonteng bisa dilingkari oleh
delapan orang.
Ada
juga bukti yang nyata pusaka ki Sakawayana (Aji Saka) manuscript pelepah lontar :
1. Judul
: Pusaka
Ki Sakawayana
2. Ukuran
: Panjang 33
cm, Lebar 7 cm dan Tebal 4 cm
3. Bahan
: Pelepah
Lontar
4. Warna
: Coklat
Tua
5. Jumlah
Halaman : 1 (satu)
6. Baris
: 6
(enam) baris
7. Huruf
: Aksara
Sunda / Jawa kuna
8. Bahasa
: Jawa
Pesisir
9. Jenis
Isi : Prosa
10. Pemilik
: Ucang
Sumardi
11. Alamat
Pemilik :Dusun / Desa
Serang Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumendag
Dengan
demikian nama Sakawayana memiliki arti Lulugu yang pertama yang berdaulat dan bermartabat.
Sejarah Pemerintahan Desa
Tabel
1. Sejarah Pemerintahan Desa
NAMA-NAMA
DEMANG/LURAH/KEPALA DESA
SEBELUM
DAN SESUDAH BERDIRINYA DESA SAKAWAYANA
No
|
Periode
|
Nama
Kepala Desa
|
Keterangan
|
1
|
Persiapan
|
ULIS MOMON
|
Tahun 1986
|
2
|
1990-1998
|
IDIK SODIKIN
|
|
3
|
1998-2003
|
E. KURAESIN
|
|
4
|
2003-2009
|
E. KURAESIN
|
|
5
|
2009-2014
|
ASEP JALALUDIN
|
Sampai
Sekarang
|
Sejarah Pembangunan Desa
Tabel
2. Sejarah Pembangunan Desa
No
|
Tahun
|
Kegiatan
Pembangunan
|
Keterangan
|
1
|
1986
|
Pembebasan
Lahan/Tanah
|
Swadaya
|
2
|
1987
|
Pembangunan
Balai Desa
|
Swadaya
|
3
|
1987
|
Pembangunan
Ponpes Kubang
|
Swdaya
|
4
|
1988
|
Pembangunan
Kantor Desa
|
APBD
|
5
|
1988
|
Pembebasan
Tanah lapangan Sepak bola
|
Swadaya
|
6
|
1989
|
Pembangunan
Lapangan Sepak Bola
|
Swadaya
|
7
|
1990
|
Rintisan Jalan
Bojong- Kubang
|
Swadaya
|
8
|
1990
|
Rintisan Jalan
Batu Budug-Sakawayana
|
Swadaya
|
9
|
1990
|
Pembangunan
Mesjid Sakawayana
|
Swadaya
|
10
|
1991
|
Pengerasan
Jalan Desa
|
APBD
|
11
|
1991
|
Telpord Jalan
Makam-Citarik
|
APBD
|
12
|
1992
|
Rintisan Jalan
Kubang-Cihaliwung
|
Swadaya
|
13
|
1992
|
Pembangunan
Jembatan Batu Budug
|
APBD
|
14
|
1993
|
Pembangunan
Mesjid Kubang
|
Swadaya
|
15
|
1994
|
Pengaspalan
Jalan Desa
|
APBD
|
16
|
1995
|
Pembangunan
Mesjid Citarik
|
Swadaya
|
17
|
1996
|
Telpord Jalan
Kubang-Batu Budug
|
APBD + Swadaya
|
18
|
1997
|
Pembangunan
Irigasi Cisaka-Kubang
|
APBD + Swadaya
|
19
|
1998
|
Pembangunan
Cekdam-Cirawa
|
APBD
|
20
|
1998
|
Pembangunan
Ponpes Rancamaya
|
Swadaya
|
21
|
1999
|
Pembangunan
Irigasi Cisaka
|
APBD
|
22
|
2000
|
Pengaspalan
Jalan Cihaliwung
|
APBD + Swadaya
|
23
|
2000
|
Pembangunan
Gedung TKA An-Nisa
|
Swadaya
|
24
|
2001
|
Pengaspalan
Jalan Desa
|
APBD
|
25
|
2002
|
Pengaspalan
Kubang-Batu budug
|
APBD
|
26
|
2003
|
Telpord Jalan
Batu Budug-Sakawayana
|
Swadaya
|
27
|
2004
|
Pembangunan
Ponpes Sakawayana
|
Swadaya
|
28
|
2004
|
Pengembangan
Ekonomi/BUMDES
|
APBD
|
29
|
2005
|
Pengerasan
Jalan Cirawa-Citarik
|
PKBS-BBM-IP/APBN
|
30
|
2005
|
Pembangunan
Irigasi Desa Batu Budug
|
APBD
|
31
|
2006
|
Pembangunan
Kirmir Cisaka-kubang
|
APBD
|
32
|
2006
|
Pembangunan
Aula Desa
|
APBD
|
33
|
2007
|
Pembangunan
Jembatan Cipedes
|
APBN
|
34
|
2007
|
Ruang Kelas
Baru Ponpes (RKB) Kubang
|
APBN
|
35
|
2007
|
Rehab Gedung
TKA An-Nisa
|
APBD
|
36
|
2007
|
Ruang Kelas
Baru Ponpes Sakawayana (RKB)
|
APBN
|
37
|
2007
|
Jaringan
Listrik Untuk Masyarakat
|
APBD
|
38
|
2008
|
Pembangunan
Saluran Air Makan-kubang
|
APBD
|
39
|
2008
|
Reklamasi
Lahan Pertanian
|
APBD
|
30
|
2008
|
Terpord Cirawa
Jati
|
Swadaya
|
32
|
2008
|
Pembangunan
Masjid Jami Cirawa
|
Swadaya
|
33
|
2008
|
Pengembangan
Budi Daya Hotchili/Cabe Kriting/LM3
|
APBN
|
34
|
2009
|
Pengembangan
Ternak Domba
|
APBD
|
35
|
2009
|
Pengembangan
SPP
|
PNPM-MP
|
36
|
2009
|
Rabat Beton
Makam-Cipides
|
PNPM-MP
|
37
|
2009
|
Pengerasan
Jalan Cisitu-Sakawayana
|
APBD
|
38
|
2009
|
Pembangunan
Asrama Ponpes Sakawayana
|
APBD + Swadaya
|
39
|
2009
|
Terpord Jalan
Citarik
|
Swadaya
|
40
|
2010
|
Pembangunan 3
unit MCK
|
PNPM-MP
|
41
|
2010
|
Pengembangan Ekonomi/SPP
|
PNPM-MP
|
42
|
2010
|
Pembangunan
Saung/Sekretariat Gapoktan
|
Swadaya
|
43
|
2010
|
Pembangunan
Lumbung Pangan Masyarakat
|
Swadaya
|
44
|
2010
|
Pengerasan
Jalan Sakawayana-Batu Budug
|
APBD
|
45
|
2010
|
Pembangunan
Masjid Cikopeng
|
Swadaya
|
46
|
2010
|
Pembangunan
Masjid Cibiru
|
Swadaya
|
47
|
2010
|
Pembangunan
Madrasah Ciloa
|
Swadaya
|
*Catatan
: Pembangunan tersebut hanya sebagian saja yang ditulis, masih banyak yang
belum dimuat.
KONDISI GEOGRAFIS
Tabel
3. Kondisi Geografis
No
|
Uraian
|
Keterangan
|
1
|
Luas Wilayah :
409.15 ha
|
|
2
|
Jumlah Dusun :
3 (Tiga)
1) Dusun
I : Kp. Sakawayana, Cikalapa, Cikonyal, Cikopeng, Cibiru dan Ciloa.
2) Dusun
II : Kp. Kubang, Cihaliwung, dan Rancamaya
3) Dusun
III : Kp. Cirawa, Cirawa jati, dan citarik
|
|
3
|
Batas Wilayah
:
a. Utara : Desa Mekarasih
b. Selatan : Desa Cibunar dan Desa Malangbong
c. Barat : Desa Sekarwangi
d. Timur : Cisitu
|
|
4
|
Topografis
a. Luas
lahan
1. Lahan
air/lahan basah : 149.60 ha
2. Lahan
darat/lahan kering : 259.55 ha
b. Kemringan
lahan rata-rata 7-10 %
c. Ketinggian
di atas permukaan laut 936 m dpl
|
|
5
|
Hidrologi :
1. Irigasi
berpengairan tehnis
2. Irigasi
teknik air permukaan/pompa hidram
3. PPSIP
(Pengembangan dan Pengelolaan Sistim Irigasi Partisipatif)
4. Jaringan
Irigasi Desa/Jirdes
|
Belum
ada/sangat perlu
Belum
ada/sangat perlu
Belum
ada/sangat perlu
|
6
|
Klimatologi :
a. Suhu
25 - 28 c
b. Curah
hujan 2.589 mm / tahun
c. Kelembaban
udara 24 c
d. Kecepatan
angin (sangat bervareatif)
|
|
7
|
Luas lahan
pertanian
a. Sawah
teririgasi : 100.180 ha
b. Sawah
tadah hujan : 40.28 ha
c. Lahan
kering : 201.280 ha
|
|
8
|
Luas lahan
pemukiman : 46.106 ha
|
|
9
|
Kawasan rawan
bencana
|
PROFIL GAPOKTAN “ BINANGKIT” TAHUN 2009
DESA SAKAWAYANA
KECAMATAN : MALANGBONG
1.
Nama GAPOKTAN : BINANGKIT
a. Ketua
:
IWAN SUHADA
b. Alamat
Sekretariat
1) Kampong : Cikopeng
2) RT
/ RW ` : 01 / 02
3) Desa :
Sakawayana
4) Kecamatan : Malangbong
5) Kabupaten : Garut
6) Provinsi : Jawa Barat
7) Kode
Pos : 44188
8) Telp.
& HP . Pengurus :
081323048028
c. Struktur
Organisasi
1) PENGURUS
Inti
-
Ketua : Iwan Suhada
-
Sekretaris : Jajang Jaenudin
-
Bendahara : Agus Ali Rahmat
2) Bidang/Unit
Usaha Jasa
-
Unit Usaha Jasa
Pengelolaan Hasil : Aep Saepudin
-
Unit Usaha Jasa Saprodi
dan Alsintan : Ujang
-
Unit Usaha Jasa
Pemodalan :
K. Dedi
-
Unit Usaha Jasa
Pemasaran Hasil :
A Solehudin
-
Unit Usaha Jasa Lumbung
/ Cadangan Pangan : A. Hubalillah
d. Pembentukan
/ Pendirian
1) Tahun
Pendirian : 15 Mei
2009
2) Akta
Pendirian :
15 Mei 2009
3) Mekanisme
Pendirian : Ada / Melalui
Pertemuan Kelompok Tani
2.
Nama / Aturan yang
Digunakan
a. Kesepakatan
tidak tertulis
b. Kesepakatan
tertulis :
Ada
c. AD
/ ART :
(terlampir)
3.
Jumlah Kelompok yang
Tergantung dalam GAPOKTAN : 7 (tujuh) Kelompok
1. Kel.
Tan. Mekar Harapan 5. Kel.
Tan. Tani Mukti
2. Kel.
Tan. Huma 2010 6. Kel.
Tan. Rancage
3. Kel.
Tan. Cita-Citamian 7. Kel.
Tan. Citarik
4. Kel.
Tan. Bintara
4.
Pengembangan Usaha /
Agrobisnis
a. Berbasis
lahan Sawah
= Luas 145 ha, komoditas yang
diunggulkan : - Padi
:
- Mina Padi
b. Berbasis
Lahan Kering
= Luas 250 ha, komoditas yang
diusahakan : - Cabe Kriting / Hot
Chili
-
Jagung
-
Palawija
-
Rempah-rempah
c. Domisili
Tempat Usaha yang dijalankan :
Kp. Cikalapa, Kp. Sakawayana, Kp. Cikopeng
Kp. Cibiru, Kp. Ciloa, Kp. Kubang, Kp.
Cihaliwung
Kp. Rancamaya Wetan, Kp.
Rancamaya Kulon
Kp. Cirawa Jati, Kp. Cirawa
dan Kp. Citarik
5.
Kondisi Geografis – Koordinat
7o , 2o 05” LS dan
108o 4” 10 BT
A. Tofografis
1. Luas
Lahan :
409.15 ha
1.1.Lahan
air/sawah :
149 ha
1.2.Lahan
kering /darat :
260.15 ha
2. Kemiringan
lahan rata-rata 7 – 10 %
3. Ketinggian
diatas permukaan laut 936 m dpl
4. Kemiringan
lereng rata-rata 1-2 %
B. Hidrologi
1. Irigasi
pengairan teknis :
(belum ada)
2. Irigasi
teknis air permukaan/pompa hidram :
(belum ada)
3. PPSIP :
(belum ada)
4. Jirdes :
(belum ada)
C. Klimatologi
1. Suhu
25o c – 28o c
2. Curah
hujan 2.589 mm/tam. (humid tropical climat)
3. Kelembaban
udara 24o c
4. Kecepatan
angin (sangat bervariatif) monsoonal Circulation Pattem
D. Kawasan
Rawan Bencana
1. Banjir : 14 ha
2. Longsor : 147 ha
3. Kekeringan : 175 ha
5. Perencanaan
kegiatan GAPOKTAN
a.
Ada tidak tertulis
b.
Ada tertulis sederhana
c.
Ada tertulis dan lengkap
hasil musyawarah (terlampir)
6.
Pengelolaan
Administrasi GAPOKTAN
Ø Buku
Kegiatan
a. Tercatat
rapih dan dinamis sesuai kegiatannya (terlampir)
b. Tercatat
sebagai kegiatan
c. Tidak
tercatat
Ø Buku
Notulen
a. Tercatat
rapih dan dinamis sesuai kegiatannya (terlampir)
b. Tercatat
sebagai kegiatan
c. Tidak
tercatat
Ø Daftar
Hadir Gapoktan dan Kelompok Tani
a. Tercatat
rapih dan dinamis sesuai kegiatannya (terlampir)
b. Tercatat
sebagai kegiatan
c. Tidak
tercatat
Ø Buku
Tamu dan Buku Tamu Bimbingan
a. Tercatat
rapih dan dinamis sesuai kegiatannya (terlampir)
b. Tercatat
sebagai kegiatan
c. Tidak
tercatat
Ø Buku
Rencana Kegiatan Usaha
a. Tercatat
rapih dan dinamis sesuai kegiatannya (terlampir)
b. Tercatat
sebagai kegiatan
c. Tidak
tercatat
Ø Buku
Agenda Surat Keluar dan Masuk/Ekpedisi Surat
a. Tercatat
rapih dan dinamis sesuai kegiatannya (terlampir)
b. Tercatat
sebagai kegiatan
c. Tidak
tercatat
Ø Dll
8.
Pengelolaan Keuangan
GAPOKTAN
Ø Buku
Kas Umum
a. Tercatat
sederhana
b. Tercatat
dengan baik sesuai dengan kebutuhan
(terlampir)
c. Tidak
tercatat
Ø Buku
Simpan Pinjam
a. Tercatat
sederhana
b. Tercatat
dengan baik sesuai dengan kebutuhan
(terlampir)
c. Tidak
tercatat
Ø Arsip
Kwitansi
a. Tercatat
sederhana
b. Tercatat
dengan baik sesuai dengan kebutuhan
(terlampir)
c. Tidak
tercatat
Ø Buku
Kas Harian
a. Tercatat
sederhana
b. Tercatat
dengan baik sesuai dengan kebutuhan
(terlampir)
c. Tidak
tercatat
Ø Dll
9.
Kegiatan Usaha Tani /
Agribisnis yang dilaksanakan
a. Subsistem
Hulu
-
Lumbung Pangan /
Cadangan Pangan
-
Kios Saprotan /
Alsintan
-
UPJA
-
Penangkaran benih, dan
bibit kebun desa, dll
b. Subsistem
Budidaya
-
Padi sawah dan padi gogo
-
Palawija (Serabutan)
-
Sayuran dataran tinggi
-
Tanaman Hias
-
Ternak Domba
-
Perikanan
-
Cabe kriting / hot
chili
c. Subsistem
pengolahan :
c.1. Tengteng beras
c.2. Pengolahan Kripik Pepaya
c.3. Pengolahan Pepes Pucuk ibun /
jantung pisang
c.4. Pengolahan Krupuk Kutu mayang
/ rangining
Dipaket berdasarkan mitra usaha
tani dengan kesepakatan saling menguntungkan dan berbagi hasil.
d. Subsistem
Pemasaran
Dipercayakan kepada Unit Usaha Jasa
Distribusi mitra : local, Jakarta, Pulau Bangka, Pulau Batam, Bandung, Priangan
Timur dan Jawa Tengah.
10.
Permodalan Usaha
Ø Simpanan
Pokok
a. Tiap
Anggota Rp.
10.000,-
b. Jumlah
Seluruhnya Rp.
5.100.000,-
Ø Simpanan
Wajib (Bulanan)
a. Besaran
Tiap Anggota Rp.
2.000,-
b. Jumlah
Yang Terkumpul Rp.
1.200.000,-
c. Jumlah
Anggota Aktif 510 Orang
Ø Simpanan
Manasuka (Bulanan)
a. Jumlah
ANggota Aktif 510
Orang
b. Jumlah
Simpanan Manasuka Rp.
510.000,-
Ø Pinjaman
Dari Pihak Luar/Lumbung Pangan
a. Rp.
1.200.000,- (satu juta dua ratus ribu rupiah)
b. Lembaga
/ Pengusul GAPOKTAN BINANGKIT
11.
Kemitraan Usaha
Ø Jenis
Kerjasama (Permodalan / Pemasaran dll) :
Swamitra
Ø Lembaga
/ Pihak yang dijalankan :
Swasta
Ø Jumlah
Nilai Kerjasama (kemitraan) :
Rp. 1.200.000,-
12.
Prestasi dan
Penghargaan yang dicapai
Ø Gabah
Kering Panen (GKP) :
7 Ton/Ha
Ø Gabah
Kering Giling (GKG) :
5,6 Ton/Ha
Ø Cabe
Kriting/Hot Chili :
300 Ton/Tahun
Ø Cabe
Kriting/Hot Chili :
Kualitas Terbaik di Garut
13.
Masalah-masalah yang
dihadapi
Ø Sangat
sulit pemasaran padi
Ø Sering
anjlok harga padi pada saat panen
Ø Pada
musim panen harga dipermainkan tengkulak
Ø Pada
musim tanam tengkulak sudah mengijonkan pupuk pada petani
Ø Air
sangat sulit (sumbernya ada tetapi alat pendukungnya tidak ada)
Ø Modal
hanya berharap dari tengkulak
Ø Sangat
sulit mendapatkan bibit unggul padi yang berstandar dan berkualitas
14.
Saran-saran dan /
Hal-hal yang masih dibutuhkan
Ø Mohon
dibantu modal jual beli gabah / beras
Ø Mohon
dibantu mesin giling
Ø Mohon
dibantu adanya pompa hidram
Ø Mohon
dibantu dana untuk Saprotan dan Alsintan
Ø Mohon
diperhatikan dengan program PNPM-Mandiri.
Ø Mohon
dibantu untuk budidaya tanaman palawija/Horticultura
Sakawayana,
15 mei 2009
Mengetahui,
Kepala Desa Sakawayana
ASEP
JALALUDIN
|
Ketua GAPOKTAN BINANGKIT
Desa Sakawayana
IWAN
SUHADA
|
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA DESA SAKAWAYANA
NOMOR : 141.7/03-SK/017-Ds/2009
TANGGAL : 15
Mei 2009
DAFTAR NAMA-NAMA PENGURUS GAPOKTAN BINANGKIT
DESA SAKAWAYANA KECAMATAN MALANGBONG
KABUPATEN GARUT PERIODE 2009 – 2014
PENGURUSAN :
1.
PENGURUSAN
-
Ketua :
Iwan Suhada
-
Sekretaris :
Jajang Solihat
-
Bendahara :
Agus Ali Rahmat
2.
UNIT-UNIT
-
Unit Usaha Jasa
Saprodi/Alsintan :
Aep Saepudin
-
Unit Usaha Jasa
Pengolahan Hasil :
Ujang
-
Unit Usaha Jasa
Distribusi :
A Solehudin
:A Sholehudin
:Nurul
Hasanah
-
Unit Usaha Jasa
Permodalan :
Dedi
-
Unit Usaha Jasa
Lumbung/Cadangan Pangan :
A. Hubalillah
:Ai
Kartika
:Aep
Saepulloh
Kepala Desa Sakawayana
ASEP
JALALUDIN
BAB II
PERKEMBANGAN
CADANGAN PANGAN
A.
MANFAAT
CADANGAN PANGAN BAGI ANGGOTA
Adapun manfaat cadangan pangan bagi
anggota adalah sebagai berikut :
1. Cadangan untuk musim paceklik/ puso.
2.
Membantu pada saat ada
bencana/ musibah
3.
Membantu kegiatan sosial
keagamaan dan kemasyarakatan.
B.
TUJUAN CADANGAN PANGAN.
Adapun tujuan cadangan pangan adalah :
1.
Seluruh anggota memiliki kesamaan
kepentingan di cadangan pangan
2.
Kepentingan anggota yang bersifat pribadi
bukan menjadi bagian dari tujuan cadangan
pangan.
3.
Cadangan
pangan bertujuan
meningkatkan kesejahteraan anggota dan untuk
menjaga stabilitas pangan pada musim paceklik ataupun pada saat ada bencana.
BAB III
PERKEMBANGAN
UNIT USAHA DISTRIBUSI DAN PENGOLAHAN HASIL
A.
MANFAAT UNIT USAHA DISTRIBUSI
Adapun manfaat unit usaha distribusi
adalah sebagai berikut :
1. Petani mendapatkan harga yang layak dan pantas.
2.
Peningkatan kesejahteraan
anggota dan petani.
3.
Membeli dari, oleh, dan untuk
petani.
B.
TUJUAN UNIT USAHA DISTRIBUSI
Adapun tujuan unit usaha distribusi adalah :
1.
Stabilitas harga.
2.
Hasil panen
para petani dapat dibeli dan diolah dan dijual lagi kepada petani.
3.
Unit usaha
distribusi bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota dan untuk menjaga stabilitas harga pada musim panen raya.
BAB IV
MANFAAT KEGIATAN LDPM DAN PERKEMBANGAN EKONOMI DI WILAYAH
A.
Adapun manfaat kegiatan LDPM secara
umum adalah sebagai berikut :
1.
Ada stok cadangan pangan di
gudang untuk musim paceklik/ puso.
2.
Dapat membantu pada saat ada
bencana/ musibah
3.
Membantu kegiatan sosial
keagamaan dan kemasyarakatan.
4.
Seluruh anggota memiliki kesamaan
kepentingan di cadangan pangan
5.
Kepentingan anggota yang bersifat pribadi
bukan menjadi bagian dari tujuan cadangan
pangan.
6.
Cadangan pangan bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota dan untuk menjaga stabilitas pangan pada musim paceklik ataupun pada saat
ada bencana.
B.
Adapun kegiatan
LDPM secara Ekonomi adalah sebagai berikut :
1.
Petani mendapatkan harga yang
layak dan pantas.
2.
Peningkatan kesejahteraan
anggota dan petani.
3.
Membeli dari, oleh, dan untuk
petani.
4.
Stabilitas harga.
5.
Hasil panen para petani dapat
dibeli dan diolah dan dijual lagi kepada petani.
6.
Unit usaha distribusi bertujuan
meningkatkan kesejahteraan anggota dan untuk
menjaga stabilitas harga pada musim panen raya.
BAB V
FASILITAS, ADMINISTRASI DAN KEGIATAN
YANG PERNAH DIIKUTI GAPOKTAN
Untuk kelancaran dan keberhasilan
kegiatan, Gapoktan Binangkit ditunjang
oleh fasilitas Gudang Gabah/ Beras Cadangan Pangan, kantor Sekretariat dan
saung meeting GAPOKTAN. Administrasi atau Tata Usaha yang
tertib dan teratur, meliputi kelengkapan-kelengkapan sebagai berikut:
1. Profil
Gapoktan;
2.
Anggaran Dasar (AD);
3.
Anggaran Rumah Tangga (ART);
4.
Daftar Anggota;
5.
Daftar Pengurus;
6.
Daftar Hadir Rapat;
7.
Buku Notulen Rapat;
8.
Buku Kegiatan;
9.
Buku Surat Keluar;
10. Buku Surat
Masuk;
11. Buku Tamu;
12. Buku Kas
Umum;
13. Buku Kas
Pembantu Bendahara Distribusi;
14. Buku Kas
Pembantu Cadangan Pangan;
15. Rekening Gapoktan;
16. Kantor
Sekertariat ;
17. Saung
Meeting;
18. Dokumenter;
19. Buku
Perkembangan Usaha;
Adapun kegiatan yang pernah diikuti oleh GAPOKTAN adalah sebagai berikut :
1.
Bimbingan dari Tim Teknis Kabupaten.
2.
Bimbingan Tim Teknis Provinsi.
3.
Workshop.
4.
Bimbingan administrasi dari
BKP Kabupaten Garut.
5.
Biimbingan administrasi dari
BKPD dari Provinsi Jawa Barat.
6.
Pelatihan tingkat Kabupaten di
Garut.
7.
Pelatihan tingkat Provinsi di
Bandung.
8.
Pelatihan Tingkat Nasional di
Yogyakarta.
9.
Pelatihan tingkat Nasional di
Bandung.
BAB VI
KEADAAN UMUM
A.
Kondisi Wilayah
Gapokatan Binagkit berada di Desa
sakawayana yang terletak di sebelah
utara kecamatan Malangbong dan jarak
Desa Sakawayana dengan Kecamatan Malangbong
± 7 KM.
Batas-batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah
Utara : Desa Mekarasih (Kecamatan Malangbong)
2. Sebelah
Timur : Desa Cisitu (Kecamatan Malangbong)
3. Sebelah
Selatan : Desa Cibnar (Kecamatan Malangbong)
4. Sebelah
Barat : Desa Sekarwangi (Kecamatan Malangbong)
B.
Luas Lahan Menurut Ekosistem.
Desa Sakwayana memiliki
3 (tiga) dusun, yaitu Dusun I ,Dusun II dan Dusun III. Adapun luas
wilayahnya adalah 409.15 Ha. Dari luas tersebut: 65,68% tanah irigasi, 9,12
% tanah tegal, 1,94% tanah pekarangan dan lain-lain 23,26 %.
Dari potensi wilayah seperti tersebut di atas
komoditas andalan Desa Sakawayana berturut-turut adalah: Tanaman Hortikultura,
Tanaman Pangan, Peternakan, Perikanan, dan Perkebunan. Luas Desa
Sakawayana Kecamatan Malangbong terinci seperti dalam tabel di bawah ini:
Pembagian Luas Baku Tanah menurut Penggunaan
No.
|
Jenis Penggunaan Tanah
|
Luas Tanah
|
Prosentase
|
Keterangan
|
1
2
3
4
|
Sawah
Tegal
Pekarangan
Lain-lain
|
149
30
130.15
100
|
39,68
9,12
31,94
19,26
|
|
409.15
|
100,00
|
Sumber: Monografi Desa dan RPJMDes.2010
C.
Topografi dan Tinggi tempat.
Wilayah
Desa Sakawayana merupakan daerah datar dengan sedikit bergelombang dengan kemiringan kecil yaitu 7-10% tinggi dpl ± 639
m dan kemiringan lereng rata-rata
1-2 %. adalah medan bergelombang. Dengan
keadaan seperti ini maka wilayah Desa Sakawayana dapat dijangkau oleh transportasi sepeda motor atau kendaraan darat lainnya.
Dan kondisi geografis – Koordinat 70,20
05’’ LS dan 1080*10”BT
Hidrologi
fasilitasnya kurang lengkap.
Klimatologi suhu 250c – 280c.
Kelembaban
udara 240c .
Kecepatan angin (sangat bervariatif) monsoonal
Circulation Pattem..
D.
Jenis dan Keadaan tanah.
Jenis tanah di wilayah Desa
Sakawayana adalah 80% Jenis LATOSOL, 10% ANDOSOL dan l0% jenis BROWN dan
LITOSOL. Dengan tekstur tanah liat berpasir. Sedang kedalaman tanah (solum tanah) yang efektif berkisar 20-50 cm dari titik permukaan tanah,
dengan PH tanah berkisar 6-7 dengan Drainase cukup memadai.
E.
Curah Hujan
Keadaan
iklim di Desa Sakawayana relatif cukup dengan intensitas curah hujan rata-rata 4 tahunan adalah 3402,25 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata 112 hari hujan.
F.
Komoditas Utama Menurut Sub Sektor.
Dengan mencermati potensi wilayah
tersebut, maka pengembangan jenis komoditas di wilayah Desa Sakawayana tidaklah jauh dari potensi wilayah yang ada
antara lain: komoditas sayuran, padi dan
jagung. Bidang pengembangan adalah komoditas Ubi
Kayu/Singkong dan bidang peternakan adalah pengembangan budidaya padi gogo, padi sawah
Sistem SRI, Budidaya Cabe Keriting/Hot
Chilli, serta penangkaran jagung Hybrida.
1.
Luas Areal dan Komoditas Gapoktan Binangkit.
No
|
Nama Poktan
|
Sawah (Ha)
|
Huma (Ha)
|
Jumlah
|
1
|
Mekar Harapan
|
29,49
|
29,49
|
|
2
|
Huma 2012
|
17,65
|
17,65
|
|
3
|
Citamiang
|
25,27
|
25,27
|
|
4
|
Bintara
|
27,262
|
27,262
|
|
5
|
Tani Mukti
|
10,65
|
10,65
|
|
6
|
Rancage
|
17,90
|
17,90
|
|
7
|
Mekar Mukti Citarik
|
20,82
|
20,82
|
|
Jumlah
|
149,60
|
149,60
|
2.
Potensi Produksi Padi
di Wilayah Gapoktan Binangkit.
No
|
Nama Kelompok Tani
|
Sawah (Ha)
|
1
|
Mekar Harapan
|
186,62
|
2
|
Huma 2012
|
80,50
|
3
|
Citamiang
|
111,02
|
4
|
Bintara
|
178,29
|
5
|
Tani Mukti
|
75,25
|
6
|
Rancage
|
130,90
|
7
|
Mekar Mukti Citarik
|
191,32
|
Jumlah
|
953,90
|
3.
Modal Swadaya yang di miliki Gapoktan Saat ini.
No
|
Jenis Simpanan
|
Nilai (Rp. 000,-)
|
1
|
Simpan Pokok
|
5.100
|
2
|
Simpanan Wajib
|
3.000
|
3
|
Simpanan Sukarela
|
-
|
4
|
Lain-lain
|
-
|
Jumlah
|
8.100
|
4.
Jaringan pemasaran
hasil produk petani yang telah dilakukan saat ini :
a. Pedagang
tingkat desa
b. Pedagang
tingkat kecamatan
c. Pedagang
tingkat kabupaten
5.
Fasilitas sarana dan
prasarana yang dimiliki Gapoktan saat ini :
a. Tanah
seluas 148 M2 diperoleh dari membeli dengan Akta Hibah atas nama
Iwan Suhada/Gapoktan Binangkit dengan
Nomor: AH : 00.120.352.PP.
b. Gudang
penyimpanan pangan sebanyak i 1 unit dengan total
kapasitas simpan 30 ton ukuran L 35 M2, T 3.5 M yang dibangun dari
Bansos LDPM.
Tahun 2011 dan swadaya anggota Gapoktan di atas tanah
milik Gapoktan.
c. Kondisi
gudang penyimpanan gabah saat ini baik
dan permanen.
6.
Lantai jemur
untuk padi ada masih tanah,
seluas 250 M2 .
G. Nama
Gapoktan : Binangkit
a. Ketua
: Iwan
Suhada
b. Alamat
Sekretariat
1) Kampung : Cikopeng
2) RT/RW : 01/02
3) Desa : Sakawayana
4) Kecamatan : Malangbong
5) Kabupaten : Garut
6) Provinsi : Jawa Barat
7) Kode
Pos : 44188
8) Telp.
& HP Ketua : 081323048028
c. Stuktur
Organisasi
1) Pengurus
Inti
-
Ketua : Iwan Suhada
-
Sekretaris : Jajang Solihat
-
Bendahara : Agus Ali Rahmat
BAB
VII
PENUTUP
Demikian
Profil Gapoktan Binangkit ini kami buat, semoga dapat memberikan informasi
kepada pihak yang berkopeten juga untuk pengurus dan anggota serta pengguna
jasa Gapoktan BINANGKIT. Akhirnya tiada
gading yang tak retak, kami selaku manusia biasa menyampaikan permohonan maaf
yang sebesar-besarnya atas kekurangan dan kekhilafan baik dalam pelayanan
maupun kinerja Gapoktan BINANGKIT.
Kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa kami nantikan guna
perbaikan dan peningkatan kinerja Gapoktan.
Malangbong,
April 2013
Ketua Gapoktan Binangkit
Iwan Suhada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar