Jumat, 21 Juni 2013

profil gapoktan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.            LATAR BELAKANG
Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat yang diakuii dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai kesatuan masyarakat hukum, Desa perlu untuk selalu memikirkan bagaimana kondisi Desanya dimasa yang akan datang, sehingga Desa tersebut bertambah maju dan mandiri untuk mewujudkan harapan tersebut, berdasarkan sumber daya yang memiliki Desa saat ini maka Desa perlu menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPMJDes) atau langkah-langkah yang perlu dilakukan selama 5 (lima) tahun.
Sebagai bagian dari kesatuan wilayah Kabupaten, maka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Des) merupakan salah satu Dokumen pembangunan yang menjadi sasaran dari Pembangunan Kabupaten.
Perlu diketahui bahwa secara Geografis Desa SAKAWAYANA didelinasi koordinat 7. 2’05’’ LS dan 108 . 4’10” BT. Dengan luas wilayah 409.15 ha, 149.60 ha lahan basah dan 259.55 ha lahan kering. Jumlah penduduk 4711 jiwa, Iklim tropis basah (humid tropical climate) pola sirkulasi angin musiman (Monsoonal Circulation pattem) dengan variasi tempratur (suhu) berkisar 25c s/d 28c, keadaan topografis/ketinggian tempat 936 meter dpl – curah hujan 2.589 mm / tahun dengan basah 7 bulan (hanya tahun 2010 ini curah hujan sempurna). Desa Sakawayana memiliki kemiringan lereng rata-rata 1-2 %, kemiringan lahan 7-10%, jenis tanah secara umum di Desa Sakawayana tanah sedimen hasil letusan gunung merapi, batuan induk, batuan turf dan batuan kuarsa. Tanah di pinggiran sungai Cipedes (anak sungai Cimanuk) berjenis Aluvial yaitu hasil sedimentasii tanah akibat erosi di bagian hulu, jenis tanah darat ada yang podsolil (merah kekuning-kuningan) ada juga jenis tanah Andosol. Maka wilayah Desa SAKAWAYANA cocok juga untuk pengembangan Jeruk Keprok Garut (Citrus Nobilis var. Chrysolarpa) dan juga Desa Sakawayana bisa menjadi sentra produksi padi (GKP 471.000 kg GKG 325.000 Kg/90 Ha 227.500 Kg beras/musim) juga bisa menjadi daerah pengembangan industri pengolahan hasil pertanian dimungkinkan juga Desa Sakawayana menjadi daerah penghasil sayur mayur dataran tinggi.
1.2.            MAKSUD DAN TUJUAN :
Maksud disusunnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) ini adalah sebagaii pedoman bagi setiap Perangkat Desa dalam menyusun sasaran, program dan kegiatan Pembangunan Desa.
Tujuan disusunnya Rencana Pembangunan Jangka Mengengah Desa adalah untuk meningkatkan pelaksanaan Pemerintahan dan Pembangunan serta pelayanan kepada masyarkat yang lebih berdaya guna, berhasil guna serta lebih untuk memantapkan pelaksanaan transparansi dan akuntabilitas kinerja Pemerintah Desa sebagai wujud pertanggung jawaban dalam mencapai Visi, Misi dan tujuan Pemerintah Desa.
1.3.            LANDASAN HUKUM :
Penyusunan dokumen Perencanaan Pembangunan Desa SAKAWAYANA didasarkan pada beberapa peraturan perundang-undangan, antara lain :
a.       UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
b.      UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
c.       UU No.. 72 tahun 2005 tentang Desa
d.      Permendagri No. 66 tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa
e.       PerBub Kabupaten Garut No. 206 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

GAMBARAN UMUM KONDISI DESA
Sejarah Desa
             
            Asal-usul/Legenda Desa
Konon ditahun 1890-an disebelah urata Garut ada sebuah daerah pedesaan yang subur dan rimbun, tumbuhan yang menghijau, di atas tanah yang berbukit-bukit banyak ditumbuhi semak belukar yang masih lebat, hiduplah sekelompok masyarakat yang rukun, anggun dan murah senyum sekalipun kehidupan pada waktu itu masih alam penjajahan, 7 km ke arah utara dari kota Malangbong konon orang menyebutnya “Sakawayana”.
Di awal abad 20-an Sakawayana merupakan nama yang sudah sering dipakai oleh orang-orang penduduk Malangbong, konon tertulis/terdengar pada tahun 1914 Sakawayana dipimpin oleh seorang Kuwu yang bernama H. Husain, putra asli Sakawayana sekalipun pemerintahannya sangat sederhana beliau memimpin sampai dengan tahun 1930-an dan pada saat itu nama Sakawayana sudah dipakai pula pada Sekolah Taman Rakyat juga Sekolah Dasar di Malangbong serta bangunan yang menjadi tempat pendidikan berdiri sangat megah di Cakrawati (yang sekarang lapangan sepak bola) diberi nama SAKAWAYANA.
Pada tahun 1930-an  pusat pemerintahan Sakawayana pindah ke pinggir sungai Cimanuk yang diberi nama Sekarwangi, ngindung kawaktu ngundang kajaman, perlahan namun pasti di tahun 1986 Sakawayana menjadi Desa Difinitif dari pemekaran Desa Sekarwangi.
Adapun arti dari kata Sakawayana dari berbagai sumber SUNDA : (Susuhunan Dawuh Agung) SA-KA-WA-YA-NA (Saktina, Kawasana, Wajib, Yakin, Natrat) ada dalam satu PAPATET “Daweung Menak Padjadjaran”
Gunung Galunggung Kapungkur,
Gunung Sumedang Katunjang,
Talaga Sakawayana,
Rangkecik di tengah leuweung.
Ulah pundung ku disungkun,
Ulah sungkan ku diteang,
Tarima raga wayahna,
Nagncik dinagara deungeun.

“Talaga Sakawayana” tempat kahuripan – karahayuan - kinasihan - kamandirian (menserger) cikahuripan  – ciasihan – dengan demikian Sakawayana memiliki nilai sejarah yang harus dilestarikan.
Sedangkan Sakawayana punya arti dari (tihang atau lulugu/pusaka yang menahan – menurut – sakabutuhna – sakabetahna – sakadaekna – sakaresepna – sakasusahna – sakahayangna – sakabeukina, Sakawayana dalam logat lokal sunda bisa jadi Sukawayana punya arti “Nukahiji” dari kata Sukawaya(H)na, diwancah jadi suka-wayahna (Sobar) bukan SA-KA-YA-NA- (toma’).
Ada juga kata “SAKAWAYANA” berhubungan dengan gelar leluhur teureuh talaga manggung, ada tertulis  versi rakyat : Praburesi Guru Aji Putih adalah seorang Resi keturunan Galuh datang untuk bermukim  di pinggiran Cimanuk, Daerah Cipaku, Kecamatan Darmaraja, Daerah tersebut telah ada sejak abad ke-delapan dirintis oleh Cakrabuana. Versi rakyat, Prabu Guru Aji Putih adalah Putra Ratu Komara Keturunan Wretikandayun (Galuh), prabu Guru Aji Putih menikah dengan Dewi Nawang Wulan (Ratna Inten), kemudian berputra sulung bernama Batara Kusuma atau Batara Tuntang Buana yang dikenal juga sebagai prabu Taji Malela, kedua Prabu SAKAWAYANA alias Aji Saka,  ketiga Haris Darma yang terakhir Jagat Buana yang dikenal Langlang Buana legenda tersebut adalah cikal bakal berdirinya kerajaan Tembong Agung di kampung Muhara Desa Leuwi hideung/Kecamatan Darma Raja Sumedang (rpmsjb Drs. Yoseph Iskandar) dan prabu Sakawayana alias AJi saka bermukim di Sakawayana makam Aji Saka (Sakawayana) berada 300 m disebelah utara jalan Desa/Batu Budug, nama tempatnya Cisaka bukti bahwa daerah itu pernah ada kehidupan manusia yang berwibawa dengan adanya makam dan kayu kibonteng, kayu kibonteng bisa dilingkari oleh delapan orang.
Ada juga bukti yang nyata pusaka ki Sakawayana (Aji Saka) manuscript pelepah lontar  :
1.      Judul                                 : Pusaka Ki Sakawayana
2.      Ukuran                              : Panjang 33 cm, Lebar 7 cm dan Tebal 4 cm
3.      Bahan                                : Pelepah Lontar
4.      Warna                                : Coklat Tua
5.      Jumlah Halaman                : 1 (satu)
6.      Baris                                  : 6 (enam) baris
7.      Huruf                                : Aksara Sunda / Jawa kuna
8.      Bahasa                               : Jawa Pesisir
9.      Jenis Isi                             : Prosa
10.  Pemilik                              : Ucang Sumardi
11.  Alamat Pemilik                 :Dusun / Desa Serang Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumendag
Dengan demikian nama Sakawayana memiliki arti Lulugu yang pertama yang  berdaulat dan bermartabat.

            Sejarah Pemerintahan Desa
             
Tabel 1. Sejarah Pemerintahan Desa
NAMA-NAMA DEMANG/LURAH/KEPALA DESA
SEBELUM DAN SESUDAH BERDIRINYA DESA SAKAWAYANA

No
Periode
Nama Kepala Desa
Keterangan
1
Persiapan
ULIS MOMON
Tahun 1986
2
1990-1998
IDIK SODIKIN

3
1998-2003
E. KURAESIN

4
2003-2009
E. KURAESIN

5
2009-2014
ASEP JALALUDIN
Sampai Sekarang

            Sejarah Pembangunan Desa

Tabel 2. Sejarah Pembangunan Desa

No
Tahun
Kegiatan Pembangunan
Keterangan
1
1986
Pembebasan Lahan/Tanah
Swadaya
2
1987
Pembangunan Balai Desa
Swadaya
3
1987
Pembangunan Ponpes Kubang
Swdaya
4
1988
Pembangunan Kantor Desa
APBD
5
1988
Pembebasan Tanah lapangan Sepak bola
Swadaya
6
1989
Pembangunan Lapangan Sepak Bola
Swadaya
7
1990
Rintisan Jalan Bojong- Kubang
Swadaya
8
1990
Rintisan Jalan Batu Budug-Sakawayana
Swadaya
9
1990
Pembangunan Mesjid Sakawayana
Swadaya
10
1991
Pengerasan Jalan Desa
APBD
11
1991
Telpord Jalan Makam-Citarik
APBD
12
1992
Rintisan Jalan Kubang-Cihaliwung
Swadaya
13
1992
Pembangunan Jembatan Batu Budug
APBD
14
1993
Pembangunan Mesjid Kubang
Swadaya
15
1994
Pengaspalan Jalan Desa
APBD
16
1995
Pembangunan Mesjid Citarik
Swadaya
17
1996
Telpord Jalan Kubang-Batu Budug
APBD + Swadaya
18
1997
Pembangunan Irigasi Cisaka-Kubang
APBD + Swadaya
19
1998
Pembangunan Cekdam-Cirawa
APBD
20
1998
Pembangunan Ponpes Rancamaya
Swadaya
21
1999
Pembangunan Irigasi Cisaka
APBD
22
2000
Pengaspalan Jalan Cihaliwung
APBD + Swadaya
23
2000
Pembangunan Gedung TKA An-Nisa
Swadaya
24
2001
Pengaspalan Jalan Desa
APBD
25
2002
Pengaspalan Kubang-Batu budug
APBD
26
2003
Telpord Jalan Batu Budug-Sakawayana
Swadaya
27
2004
Pembangunan Ponpes Sakawayana
Swadaya
28
2004
Pengembangan Ekonomi/BUMDES
APBD
29
2005
Pengerasan Jalan Cirawa-Citarik
PKBS-BBM-IP/APBN
30
2005
Pembangunan Irigasi Desa Batu Budug
APBD
31
2006
Pembangunan Kirmir Cisaka-kubang
APBD
32
2006
Pembangunan Aula Desa
APBD
33
2007
Pembangunan Jembatan Cipedes
APBN
34
2007
Ruang Kelas Baru Ponpes (RKB) Kubang
APBN
35
2007
Rehab Gedung TKA An-Nisa
APBD
36
2007
Ruang Kelas Baru Ponpes Sakawayana (RKB)
APBN
37
2007
Jaringan Listrik Untuk Masyarakat
APBD
38
2008
Pembangunan Saluran Air Makan-kubang
APBD
39
2008
Reklamasi Lahan Pertanian
APBD
30
2008
Terpord Cirawa Jati
Swadaya
32
2008
Pembangunan Masjid Jami Cirawa
Swadaya
33
2008
Pengembangan Budi Daya Hotchili/Cabe Kriting/LM3
APBN
34
2009
Pengembangan Ternak Domba
APBD
35
2009
Pengembangan SPP
PNPM-MP
36
2009
Rabat Beton Makam-Cipides
PNPM-MP
37
2009
Pengerasan Jalan Cisitu-Sakawayana
APBD
38
2009
Pembangunan Asrama Ponpes Sakawayana
APBD + Swadaya
39
2009
Terpord Jalan Citarik
Swadaya
40
2010
Pembangunan 3 unit MCK
PNPM-MP
41
2010
 Pengembangan Ekonomi/SPP
PNPM-MP
42
2010
Pembangunan Saung/Sekretariat Gapoktan
Swadaya
43
2010
Pembangunan Lumbung Pangan Masyarakat
Swadaya
44
2010
Pengerasan Jalan Sakawayana-Batu Budug
APBD
45
2010
Pembangunan Masjid Cikopeng
Swadaya
46
2010
Pembangunan Masjid Cibiru
Swadaya
47
2010
Pembangunan Madrasah Ciloa
Swadaya

*Catatan : Pembangunan tersebut hanya sebagian saja yang ditulis, masih banyak yang belum dimuat.


            KONDISI GEOGRAFIS

Tabel 3. Kondisi Geografis
No
Uraian
Keterangan
1
Luas Wilayah : 409.15 ha

2
Jumlah Dusun : 3 (Tiga)
1)      Dusun I : Kp. Sakawayana, Cikalapa, Cikonyal, Cikopeng, Cibiru dan Ciloa.
2)      Dusun II : Kp. Kubang, Cihaliwung, dan Rancamaya
3)      Dusun III : Kp. Cirawa, Cirawa jati, dan citarik

3
Batas Wilayah :
a.       Utara          : Desa Mekarasih
b.      Selatan      : Desa Cibunar dan Desa Malangbong
c.       Barat          : Desa Sekarwangi
d.      Timur         : Cisitu

4
Topografis
a.       Luas lahan
1.      Lahan air/lahan basah : 149.60 ha
2.      Lahan darat/lahan kering : 259.55 ha
b.      Kemringan lahan rata-rata 7-10 %
c.       Ketinggian di atas permukaan laut 936 m dpl

5
Hidrologi :
1.      Irigasi berpengairan tehnis
2.      Irigasi teknik air permukaan/pompa hidram
3.      PPSIP (Pengembangan dan Pengelolaan Sistim Irigasi Partisipatif)
4.      Jaringan Irigasi Desa/Jirdes


Belum ada/sangat perlu
Belum ada/sangat perlu

Belum ada/sangat perlu

6
Klimatologi :
a.       Suhu 25 - 28 c
b.      Curah hujan 2.589 mm / tahun
c.       Kelembaban udara 24 c
d.      Kecepatan angin (sangat bervareatif)

7
Luas lahan pertanian
a.       Sawah teririgasi  : 100.180 ha
b.      Sawah tadah hujan : 40.28 ha
c.       Lahan kering  : 201.280 ha

8
Luas lahan pemukiman : 46.106 ha

9
Kawasan rawan bencana
  1. Banjir : 14 ha
  2. Longsor : 142 ha
  3. Kekeringan : 175 ha


PROFIL GAPOKTAN “ BINANGKIT” TAHUN 2009
DESA SAKAWAYANA
KECAMATAN : MALANGBONG
1.      Nama GAPOKTAN                           : BINANGKIT
a.       Ketua                                            : IWAN SUHADA
b.      Alamat Sekretariat           
1)      Kampong                                : Cikopeng
2)      RT / RW          `                       : 01 / 02
3)      Desa                                        : Sakawayana
4)      Kecamatan                              : Malangbong
5)      Kabupaten                               : Garut
6)      Provinsi                                   : Jawa Barat
7)      Kode Pos                                : 44188
8)      Telp. & HP . Pengurus                        : 081323048028
c.       Struktur Organisasi
1)      PENGURUS Inti
-          Ketua                                : Iwan Suhada
-          Sekretaris                          : Jajang Jaenudin
-          Bendahara                         : Agus Ali Rahmat
2)      Bidang/Unit Usaha Jasa
-          Unit Usaha Jasa Pengelolaan Hasil                                   : Aep Saepudin
-          Unit Usaha Jasa Saprodi dan Alsintan                 : Ujang
-          Unit Usaha Jasa Pemodalan                                              : K. Dedi
-          Unit Usaha Jasa Pemasaran Hasil                         : A Solehudin
-          Unit Usaha Jasa Lumbung / Cadangan Pangan    : A. Hubalillah
d.      Pembentukan / Pendirian
1)      Tahun Pendirian                      : 15 Mei 2009
2)      Akta Pendirian                                    : 15 Mei 2009
3)      Mekanisme Pendirian              : Ada / Melalui Pertemuan Kelompok Tani
2.      Nama / Aturan yang Digunakan
a.       Kesepakatan tidak tertulis
b.      Kesepakatan tertulis                                  : Ada
c.       AD / ART                                     : (terlampir)
3.      Jumlah Kelompok yang Tergantung dalam GAPOKTAN : 7 (tujuh) Kelompok
1.      Kel. Tan. Mekar Harapan              5. Kel. Tan. Tani Mukti
2.      Kel. Tan. Huma 2010                    6. Kel. Tan. Rancage
3.      Kel. Tan. Cita-Citamian                7. Kel. Tan. Citarik
4.      Kel. Tan. Bintara
4.      Pengembangan Usaha / Agrobisnis
a.       Berbasis lahan Sawah
= Luas 145 ha, komoditas yang diunggulkan       : - Padi
                                                                              : - Mina Padi
b.      Berbasis Lahan Kering
= Luas 250 ha, komoditas yang diusahakan         : - Cabe Kriting / Hot Chili
-   Jagung
-   Palawija
-   Rempah-rempah
c.       Domisili
Tempat Usaha yang dijalankan     :  Kp. Cikalapa, Kp. Sakawayana, Kp. Cikopeng
                                                          Kp. Cibiru, Kp. Ciloa, Kp. Kubang, Kp. Cihaliwung
                                                           Kp. Rancamaya Wetan, Kp. Rancamaya Kulon
                                                           Kp. Cirawa Jati, Kp. Cirawa dan Kp. Citarik
5.      Kondisi Geografis – Koordinat 7o , 2o  05” LS dan 108o 4” 10 BT
A.    Tofografis
1.      Luas Lahan                                                     : 409.15 ha
1.1.Lahan air/sawah                                        : 149 ha
1.2.Lahan kering /darat                                               : 260.15 ha
2.      Kemiringan lahan rata-rata                                7 – 10 %
3.      Ketinggian diatas permukaan laut 936 m dpl
4.      Kemiringan lereng rata-rata 1-2 %
B.     Hidrologi
1.      Irigasi pengairan teknis                                               : (belum ada)
2.      Irigasi teknis air permukaan/pompa hidram    : (belum ada)
3.      PPSIP                                                              : (belum ada)
4.      Jirdes                                                               : (belum ada)
C.     Klimatologi
1.      Suhu 25o c – 28o c
2.      Curah hujan 2.589 mm/tam. (humid tropical climat)
3.      Kelembaban udara 24o c
4.      Kecepatan angin (sangat bervariatif) monsoonal Circulation Pattem
D.    Kawasan Rawan Bencana
1.      Banjir              : 14 ha
2.      Longsor           : 147 ha
3.      Kekeringan      : 175 ha
5.    Perencanaan kegiatan GAPOKTAN
a.         Ada tidak tertulis
b.         Ada tertulis sederhana
c.         Ada tertulis dan lengkap hasil musyawarah (terlampir)
6.      Pengelolaan Administrasi GAPOKTAN
Ø  Buku Kegiatan
a.    Tercatat rapih dan dinamis sesuai kegiatannya (terlampir)
b.    Tercatat sebagai kegiatan
c.    Tidak tercatat
Ø  Buku Notulen
a.    Tercatat rapih dan dinamis sesuai kegiatannya (terlampir)
b.    Tercatat sebagai kegiatan
c.    Tidak tercatat
Ø  Daftar Hadir Gapoktan dan Kelompok Tani
a.    Tercatat rapih dan dinamis sesuai kegiatannya (terlampir)
b.    Tercatat sebagai kegiatan
c.    Tidak tercatat
Ø  Buku Tamu dan Buku Tamu Bimbingan
a.    Tercatat rapih dan dinamis sesuai kegiatannya (terlampir)
b.    Tercatat sebagai kegiatan
c.    Tidak tercatat
Ø  Buku Rencana Kegiatan Usaha
a.    Tercatat rapih dan dinamis sesuai kegiatannya (terlampir)
b.    Tercatat sebagai kegiatan
c.    Tidak tercatat
Ø  Buku Agenda Surat Keluar dan Masuk/Ekpedisi Surat
a.       Tercatat rapih dan dinamis sesuai kegiatannya (terlampir)
b.      Tercatat sebagai kegiatan
c.       Tidak tercatat
Ø  Dll
8.      Pengelolaan Keuangan GAPOKTAN
Ø  Buku Kas Umum
a.       Tercatat sederhana
b.      Tercatat dengan baik sesuai  dengan kebutuhan (terlampir)
c.       Tidak tercatat
Ø  Buku Simpan Pinjam
a.       Tercatat sederhana
b.      Tercatat dengan baik sesuai  dengan kebutuhan (terlampir)
c.       Tidak tercatat
Ø  Arsip Kwitansi
a.       Tercatat sederhana
b.      Tercatat dengan baik sesuai  dengan kebutuhan (terlampir)
c.       Tidak tercatat
Ø  Buku Kas Harian
a.       Tercatat sederhana
b.      Tercatat dengan baik sesuai  dengan kebutuhan (terlampir)
c.       Tidak tercatat
Ø  Dll
9.      Kegiatan Usaha Tani / Agribisnis yang dilaksanakan
a.       Subsistem Hulu
-          Lumbung Pangan / Cadangan Pangan
-          Kios Saprotan / Alsintan
-          UPJA
-          Penangkaran benih, dan bibit kebun desa, dll
b.      Subsistem Budidaya
-          Padi sawah dan padi gogo
-          Palawija (Serabutan)
-          Sayuran dataran tinggi
-          Tanaman Hias
-          Ternak Domba
-          Perikanan
-          Cabe kriting / hot chili
c.       Subsistem pengolahan :
c.1. Tengteng beras
c.2. Pengolahan Kripik Pepaya
c.3. Pengolahan Pepes Pucuk ibun / jantung pisang
c.4. Pengolahan Krupuk Kutu mayang / rangining
Dipaket berdasarkan mitra usaha tani dengan kesepakatan saling menguntungkan dan berbagi hasil.
d.      Subsistem Pemasaran
Dipercayakan kepada Unit Usaha Jasa Distribusi mitra : local, Jakarta, Pulau Bangka, Pulau Batam, Bandung, Priangan Timur dan Jawa Tengah.
10.  Permodalan Usaha
Ø  Simpanan Pokok
a.       Tiap Anggota                                                              Rp. 10.000,-
b.      Jumlah Seluruhnya                                                      Rp. 5.100.000,-
Ø  Simpanan Wajib (Bulanan)                                                          
a.       Besaran Tiap Anggota                                                            Rp. 2.000,-
b.      Jumlah Yang Terkumpul                                             Rp. 1.200.000,-
c.       Jumlah Anggota Aktif                                                            510 Orang
Ø  Simpanan Manasuka (Bulanan)
a.       Jumlah ANggota Aktif                                                           510 Orang
b.      Jumlah Simpanan Manasuka                                       Rp. 510.000,-
Ø  Pinjaman Dari Pihak Luar/Lumbung Pangan
a.       Rp. 1.200.000,- (satu juta dua ratus ribu rupiah)
b.      Lembaga / Pengusul GAPOKTAN BINANGKIT
11.  Kemitraan Usaha
Ø  Jenis Kerjasama (Permodalan / Pemasaran dll)                : Swamitra
Ø  Lembaga / Pihak yang dijalankan                                                : Swasta
Ø  Jumlah Nilai Kerjasama (kemitraan)                                : Rp. 1.200.000,-
12.  Prestasi dan Penghargaan yang dicapai
Ø  Gabah Kering Panen (GKP)                                            : 7 Ton/Ha
Ø  Gabah Kering Giling (GKG)                                           : 5,6 Ton/Ha
Ø  Cabe Kriting/Hot Chili                                                    : 300 Ton/Tahun
Ø  Cabe Kriting/Hot Chili                                                    : Kualitas Terbaik di Garut
13.  Masalah-masalah yang dihadapi
Ø  Sangat sulit pemasaran padi
Ø  Sering anjlok harga padi pada saat panen
Ø  Pada musim panen harga dipermainkan tengkulak
Ø  Pada musim tanam tengkulak sudah mengijonkan pupuk pada petani
Ø  Air sangat sulit (sumbernya ada tetapi alat pendukungnya tidak ada)
Ø  Modal hanya berharap dari tengkulak
Ø  Sangat sulit mendapatkan bibit unggul padi yang berstandar dan berkualitas
14.  Saran-saran dan / Hal-hal yang masih dibutuhkan
Ø  Mohon dibantu modal jual beli gabah / beras
Ø  Mohon dibantu mesin giling
Ø  Mohon dibantu adanya pompa hidram
Ø  Mohon dibantu dana untuk Saprotan dan Alsintan
Ø  Mohon diperhatikan dengan program PNPM-Mandiri.
Ø  Mohon dibantu untuk budidaya tanaman palawija/Horticultura


Sakawayana, 15 mei 2009
Mengetahui,
Kepala Desa Sakawayana





ASEP JALALUDIN
Ketua GAPOKTAN BINANGKIT
Desa Sakawayana





IWAN SUHADA





LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA DESA SAKAWAYANA
NOMOR        : 141.7/03-SK/017-Ds/2009
TANGGAL   : 15 Mei 2009
DAFTAR NAMA-NAMA PENGURUS GAPOKTAN BINANGKIT
DESA SAKAWAYANA KECAMATAN MALANGBONG
KABUPATEN GARUT PERIODE 2009 – 2014


PENGURUSAN :
1.      PENGURUSAN
-          Ketua                                                                               : Iwan Suhada
-          Sekretaris                                                                         : Jajang Solihat
-          Bendahara                                                                        : Agus Ali Rahmat
2.      UNIT-UNIT
-          Unit Usaha Jasa Saprodi/Alsintan                                   : Aep Saepudin
-          Unit Usaha Jasa Pengolahan Hasil                                   : Ujang
-          Unit Usaha Jasa Distribusi                                               : A Solehudin
:A Sholehudin
:Nurul Hasanah
-          Unit Usaha Jasa Permodalan                                           : Dedi
-          Unit Usaha Jasa Lumbung/Cadangan Pangan                 : A. Hubalillah
            :Ai Kartika
            :Aep Saepulloh






Kepala Desa Sakawayana




ASEP JALALUDIN


BAB II
PERKEMBANGAN CADANGAN PANGAN

A.      MANFAAT CADANGAN PANGAN BAGI ANGGOTA
Adapun manfaat cadangan pangan bagi anggota adalah sebagai berikut :
1.      Cadangan untuk musim paceklik/ puso.
2.      Membantu pada saat ada bencana/ musibah
3.      Membantu kegiatan sosial keagamaan dan kemasyarakatan.

B.     TUJUAN CADANGAN PANGAN.
Adapun tujuan cadangan pangan adalah :
1.      Seluruh anggota memiliki kesamaan kepentingan di cadangan pangan
2.       Kepentingan anggota yang bersifat pribadi bukan menjadi bagian dari tujuan cadangan pangan.
3.       Cadangan pangan  bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota dan untuk menjaga stabilitas pangan pada musim paceklik ataupun pada saat ada bencana.

BAB III
PERKEMBANGAN UNIT USAHA DISTRIBUSI DAN PENGOLAHAN HASIL
A.    MANFAAT UNIT USAHA DISTRIBUSI
Adapun manfaat unit usaha distribusi adalah sebagai berikut :
1.      Petani mendapatkan harga yang layak dan pantas.
2.      Peningkatan kesejahteraan anggota dan petani.
3.      Membeli dari, oleh, dan untuk petani.

B.     TUJUAN UNIT USAHA DISTRIBUSI
Adapun tujuan unit usaha distribusi adalah :
1.      Stabilitas harga.
2.       Hasil panen para petani dapat dibeli dan diolah dan dijual lagi kepada petani.
3.       Unit usaha distribusi bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota dan untuk menjaga stabilitas harga pada musim panen raya.



BAB IV
MANFAAT KEGIATAN LDPM DAN PERKEMBANGAN EKONOMI DI WILAYAH

A.    Adapun manfaat kegiatan LDPM secara umum adalah sebagai berikut :
1.      Ada stok cadangan pangan di gudang untuk musim paceklik/ puso.
2.      Dapat membantu pada saat ada bencana/ musibah
3.      Membantu kegiatan sosial keagamaan dan kemasyarakatan.
4.      Seluruh anggota memiliki kesamaan kepentingan di cadangan pangan
5.       Kepentingan anggota yang bersifat pribadi bukan menjadi bagian dari tujuan cadangan pangan.
6.      Cadangan pangan  bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota dan untuk menjaga stabilitas pangan pada musim paceklik ataupun pada saat ada bencana.

B.     Adapun kegiatan LDPM secara Ekonomi adalah sebagai berikut :
1.      Petani mendapatkan harga yang layak dan pantas.
2.      Peningkatan kesejahteraan anggota dan petani.
3.      Membeli dari, oleh, dan untuk petani.
4.      Stabilitas harga.
5.      Hasil panen para petani dapat dibeli dan diolah dan dijual lagi kepada petani.
6.      Unit usaha distribusi bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota dan untuk menjaga stabilitas harga pada musim panen raya.

BAB V
FASILITAS,  ADMINISTRASI DAN KEGIATAN YANG PERNAH DIIKUTI  GAPOKTAN

Untuk kelancaran dan keberhasilan kegiatan, Gapoktan Binangkit  ditunjang oleh fasilitas Gudang Gabah/ Beras Cadangan Pangan, kantor Sekretariat dan saung meeting GAPOKTAN. Administrasi atau Tata Usaha yang tertib dan teratur, meliputi kelengkapan-kelengkapan sebagai berikut:
1.      Profil Gapoktan;
2.      Anggaran Dasar (AD);
3.      Anggaran Rumah Tangga (ART);
4.      Daftar Anggota;
5.      Daftar Pengurus;
6.      Daftar Hadir Rapat;
7.      Buku Notulen Rapat;
8.      Buku Kegiatan;
9.      Buku Surat Keluar;
10.  Buku Surat Masuk;
11.  Buku Tamu;
12.  Buku Kas Umum;
13.  Buku Kas Pembantu Bendahara Distribusi;
14.  Buku Kas Pembantu Cadangan Pangan;
15.  Rekening Gapoktan;
16.  Kantor Sekertariat ;
17.  Saung Meeting;
18.  Dokumenter;
19.  Buku Perkembangan Usaha;

Adapun kegiatan yang pernah diikuti oleh GAPOKTAN adalah sebagai berikut :
1.      Bimbingan dari  Tim Teknis Kabupaten.
2.      Bimbingan Tim Teknis Provinsi.
3.      Workshop.
4.      Bimbingan administrasi dari BKP Kabupaten Garut.
5.      Biimbingan administrasi dari BKPD dari Provinsi Jawa Barat.
6.      Pelatihan tingkat Kabupaten di Garut.
7.      Pelatihan tingkat Provinsi di Bandung.
8.      Pelatihan Tingkat Nasional di Yogyakarta.
9.      Pelatihan tingkat Nasional di Bandung.








BAB VI
KEADAAN UMUM

A.    Kondisi Wilayah
Gapokatan Binagkit berada di Desa sakawayana yang terletak  di sebelah utara kecamatan Malangbong  dan jarak Desa Sakawayana  dengan Kecamatan Malangbong  ± 7 KM.
Batas-batas wilayah sebagai berikut:

1.  Sebelah Utara         : Desa Mekarasih  (Kecamatan Malangbong)
2.  Sebelah Timur        : Desa Cisitu  (Kecamatan Malangbong)
3.  Sebelah Selatan      : Desa Cibnar (Kecamatan Malangbong)
4.  Sebelah Barat         : Desa Sekarwangi (Kecamatan Malangbong)

B.         Luas Lahan Menurut Ekosistem.
Desa Sakwayana  memiliki  3 (tiga)  dusun, yaitu  Dusun I ,Dusun II dan Dusun III. Adapun luas wilayahnya adalah 409.15  Ha.  Dari luas tersebut: 65,68% tanah irigasi, 9,12 % tanah tegal, 1,94% tanah pekarangan dan lain-lain 23,26 %.
Dari potensi wilayah seperti tersebut di atas komoditas andalan Desa Sakawayana berturut-turut adalah: Tanaman Hortikultura, Tanaman Pangan, Peternakan, Perikanan, dan Perkebunan. Luas Desa Sakawayana  Kecamatan  Malangbong  terinci seperti dalam tabel di bawah ini:
Pembagian Luas Baku Tanah menurut Penggunaan

No.
Jenis Penggunaan Tanah
Luas Tanah
Prosentase
Keterangan
1
2
3
4
Sawah
Tegal
Pekarangan
Lain-lain
     149
       30
130.15
     100
39,68
9,12
31,94
19,26
409.15
100,00
Sumber: Monografi  Desa dan  RPJMDes.2010



C.     Topografi dan Tinggi tempat.
     Wilayah Desa Sakawayana merupakan daerah datar dengan sedikit bergelombang dengan  kemiringan kecil yaitu 7-10% tinggi dpl ± 639 m dan  kemiringan  lereng  rata-rata 1-2 %.  adalah medan bergelombang. Dengan keadaan seperti ini maka wilayah Desa Sakawayana  dapat dijangkau oleh transportasi  sepeda motor atau  kendaraan  darat lainnya.
Dan kondisi geografis – Koordinat 70,20 05’’ LS dan 1080*10”BT
Hidrologi  fasilitasnya kurang  lengkap.
Klimatologi suhu 250c – 280c.
Kelembaban  udara 240c .
Kecepatan angin (sangat bervariatif) monsoonal Circulation Pattem..
D.    Jenis dan Keadaan tanah.
Jenis tanah di wilayah Desa Sakawayana adalah 80% Jenis LATOSOL, 10% ANDOSOL dan l0% jenis BROWN dan LITOSOL. Dengan tekstur tanah liat berpasir. Sedang  kedalaman  tanah (solum tanah) yang efektif  berkisar 20-50 cm dari titik permukaan tanah, dengan PH tanah berkisar 6-7 dengan Drainase cukup memadai.
E.      Curah Hujan
 Keadaan  iklim di Desa Sakawayana  relatif cukup dengan  intensitas curah  hujan  rata-rata 4 tahunan adalah  3402,25 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata  112  hari  hujan.
F.      Komoditas Utama Menurut Sub Sektor.
Dengan mencermati potensi wilayah tersebut, maka pengembangan jenis komoditas di wilayah Desa Sakawayana  tidaklah jauh dari potensi wilayah yang ada antara lain: komoditas sayuran, padi  dan  jagung. Bidang pengembangan  adalah  komoditas  Ubi  Kayu/Singkong  dan bidang  peternakan adalah  pengembangan budidaya padi gogo, padi sawah Sistem SRI,  Budidaya Cabe Keriting/Hot Chilli, serta penangkaran  jagung Hybrida.


1.      Luas Areal dan  Komoditas Gapoktan Binangkit.
No
Nama Poktan
Sawah  (Ha)
Huma (Ha)
Jumlah
1
Mekar Harapan
29,49

29,49
2
Huma 2012
17,65

17,65
3
Citamiang
25,27

25,27
4
Bintara
27,262

27,262
5
Tani Mukti
10,65

10,65
6
Rancage
17,90

17,90
7
Mekar Mukti Citarik
20,82

20,82
Jumlah
149,60

149,60
2.      Potensi Produksi Padi di Wilayah Gapoktan  Binangkit.
No
Nama Kelompok Tani
Sawah  (Ha)
1
Mekar Harapan
186,62
2
Huma 2012
80,50
3
Citamiang
111,02
4
Bintara
178,29
5
Tani Mukti
75,25
6
Rancage
130,90
7
Mekar Mukti Citarik
191,32
Jumlah
953,90

3.      Modal  Swadaya yang di miliki Gapoktan Saat  ini.
No
Jenis Simpanan
Nilai (Rp. 000,-)
1
Simpan Pokok
5.100
2
Simpanan Wajib
3.000
3
Simpanan Sukarela
-
4
Lain-lain
-
Jumlah
8.100


4.      Jaringan pemasaran hasil produk petani yang telah dilakukan saat ini :
a.       Pedagang tingkat desa
b.      Pedagang tingkat kecamatan
c.       Pedagang tingkat kabupaten

5.      Fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki Gapoktan saat ini :
a.       Tanah seluas 148 M2 diperoleh dari membeli dengan Akta Hibah atas nama 
Iwan Suhada/Gapoktan Binangkit dengan Nomor: AH : 00.120.352.PP.
b.      Gudang  penyimpanan  pangan sebanyak i 1 unit dengan total kapasitas simpan 30 ton ukuran L 35 M2, T 3.5 M yang dibangun dari Bansos LDPM.
Tahun 2011 dan  swadaya anggota Gapoktan  di atas tanah  milik Gapoktan.
c.       Kondisi gudang  penyimpanan gabah saat ini baik dan permanen.

6.      Lantai  jemur  untuk padi  ada masih tanah, seluas 250 M2 .

G.    Nama Gapoktan  : Binangkit
a.       Ketua                                : Iwan Suhada
b.      Alamat Sekretariat           
1)      Kampung                    : Cikopeng
2)      RT/RW                        : 01/02
3)      Desa                            : Sakawayana 
4)      Kecamatan                  : Malangbong
5)      Kabupaten                   : Garut
6)      Provinsi                       : Jawa Barat
7)      Kode Pos                    : 44188
8)      Telp. & HP Ketua       : 081323048028
c.       Stuktur Organisasi                       
1)      Pengurus Inti  
-          Ketua                    : Iwan Suhada
-          Sekretaris              : Jajang Solihat
-          Bendahara             : Agus Ali Rahmat










BAB VII
PENUTUP

Demikian Profil Gapoktan Binangkit ini kami buat, semoga dapat memberikan informasi kepada pihak yang berkopeten juga untuk pengurus dan anggota serta pengguna jasa Gapoktan BINANGKIT.  Akhirnya tiada gading yang tak retak, kami selaku manusia biasa menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan dan kekhilafan baik dalam pelayanan maupun kinerja Gapoktan BINANGKIT.  Kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa kami nantikan guna perbaikan dan peningkatan kinerja Gapoktan.

                                                                                  


                                                                                    Malangbong, April 2013
                                                                                   Ketua Gapoktan Binangkit



Iwan Suhada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar