CARA MEMBUAT KOMPOS
Tidak
banyak yang menyadari bila setiap hari kita memproduksi sampah yang jumlahnya
terus meninggi. Dan, kita juga tidak
banyak menyadariya kian hari kian sulit
untuk membuang sampah.
Karena
volume yang terus meninggi, lahan TPA (tempat pembuangan akhir sampah) cepat
habis. Dan untuk memperluasnya tidaklah mudah. Reaksi warga di sekitar TPA juga keras ketika mendengar ada rencana
perluasan.
Mencari
lahan TPA baru, terutama di kota-kota besar di Pulau Jawa lebih sulit lagi. Warga sekitar dengan keras selalu menolaknya. Mereka tidak
rela bila pemukiman berdekatan dengan tumpukan
sampah. Ya.. siapa yang mau hidup di
lingkungan yang hampir tiap hari menghirup udara busuk.
Ada
satu cara untuk menanggulangi makin menggunungnya sampah. Jika setiap
rumah tangga memanfaatkan sampah organiknya untuk pupuk
alami (kompos) bisa dihitung berapa pengurangan volume sampah yang terjadi.
Membuat pupuk
kompos sendiri dari sampah organik tidaklah sulit. Berikut ini adalah cara
membuat kompos.
1. Kompos Jadi Siap Pakai
1.
Kompos alami banyak
terdapat di lahan-lahan yang sebelumnya menjadi tempat pembangan sampah
organik. Untuk mendapatkannya :
2.
Gali tumpukan sampah
(garbage atau sampah lapuk) yang sudah seperti tanah
3.
Pisahkan dari
bahan-bahan yang tidak dapat lapuk
4.
Jemur sampai kering,
lalu ayak
5.
Bubuhkan 50 - 100 gram
belerang untuk setiap 1 kg tanah sampah.
Bahan:
1.
2 1 /4 hingga 4 m3
sampah lapuk (garbage)
2.
6,5 m3 kulit buah kopi
3.
750 kg kotoran ternak
memamah biak (± 50 kaleng ukuran 20 liter)
4.
30 kg abu dapur atau
abu kayu
Cara Membuat
1.
Buatlah bak pengomposan
dari bak semen. Dasar bak cekung dan melekuk di bagian tengahnya. Buat lubang
pada salah satu sisi bak agar cairan yang dihasilkan dapat tertampung dan
dimanfaatkan.
2.
Atau buatlah bak
pengomposan dengan menggali tanah ukuran 2,5 x 1 x 1 m (panjang x lebar x
tinggi). Tapi hasilnya kurang sempurna dan kompos yang dihasilkan berair dan
lunak.
3.
Aduk semua bahan
menjadi satu kecuali abu. Masukkan ke dalam bak pengomposan setinggi 1 meter,
tanpa dipadatkan supaya mikroorganisme aerob dapat berkembang dengan baik.
Kemudian taburi bagian atas tumpukan bahan tadi dengan abu.
4.
Untuk menandai apakah
proses pengomposan berlangsung dengan balk, perhatikan suhu udara dalam
campuran bahan. Pengomposan yang baik akan meningkatkan suhu dengan pesat
selama 4 - 5 hari, lalu segera menurun lagi.
5.
Tampunglah cairan yang
keluar dari bak semen. Siram ke permukaan campuran bahan untuk meningkatkan
kadar nitrogen dan mempercepat proses pengomposan.
6.
2 - 3 minggu kemudian,
balik-balik bahan kompos setiap minggu. Setelah 2 -3 bulan kompos sudah cukup
matang.
7.
Jemur kompos sebelum
digunakan hingga kadar airnya kira-kira 50 -60 % saja.
8.
Kalau di daerah kita
tidak tersedia kulit buah kopi, cara ke II dapat diadaptasi dengan menggantikan
kulit buah kopi dengan hijauan seperti Iamtoro ataulainnya.
2. Kompos
Sistem Bogor
Bahan :
1.
Sampah mudah lapuk
(garbage)
2.
Jerami yang sudah
bercampur dengan kotoran dan air kencing ternak.
3.
Kotoran ternak memamah
biak
4.
Abu dapur atau abu kayu
Cara Membuat:
1.
Timbuni campuran jerami
dan sampah setinggi 25 cm di atas bedengan berukuran 2,5 x 2,5 meter.
2.
Timbun lagi campuran
kotoran dan air kencing ternak di atas timbunan tadi tipis-tipis dan merata.
3.
Timbun lagi campuran
jerami dan sampah-sampah setinggi 25 cm.
4.
Tutup lagi dengan
campuran kotoran dan kencing ternak.
5.
Timbun bagian paling
atas dengan abu sampai setebal ± 10 cm.
6.
Balik-balik campuran
bahan kompos setelah berlangsung 15 hari, 30 hari dan 60 hari.
7.
Setelah di proses
selama 3 bulan kompos biasanya cukup matang.
8.
Agar pengomposan
berhasil, buatlah atap naungan di atas bedengan pengomposan sebab air hujan dan
penyinaran langsung matahari dapat menggagalkan proses pengomposan.
3. Kompos Sistem Terowongan Udara
Membuat kompos
dengan sistem terowongan udara, yaitu dengan menumpukkan daun-daun, potongan
rumput dan bahan lain di atas segitiga panjang yang terbuat dari bambu atau
kayu.
Bahan :
1.
Daun, rumput
2.
Sampah organik
Cara membuat:
1.
Buat terowongan
segitiga.
2.
Terowongan udara
terbuat dari bambu atau kayu berukuran kira kira : tinggi 20 cm, panjang 1.5 -
2 meter. Buatlah dua buah dan letakkan berdampingan.
3.
Tumpuklah daun dan bahan yang lain diatas satu terowongan udara
& biarkan yang satunya.
4.
Tambahkan bahan &
siram dengan air secara teratur setiap hari agar tumpukan tetap lembab.
5.
Setelah bagian bawah
mulai menghitam (seperti tanah), baliklah tumpukan keatas terowongan udara yang
satunya. Tumpuk bahan yang baru di atas terowongan yang lama.
6.
Jaga kelembaban tumpukan
dengan menyiramnya secara teratur & biarkan sampai menjadi kompos
(kira-kira 6 minggu atau warnanya kehitaman semua).
7.
Setelah bahannya
menjadi kompos, bisa digunakan untuk kebun. Ulangi lagi proses diatas, supaya
anda selalu punya kompos.
8.
Kompos yang anda buat
sendiri ini bisa digunakan untuk kesuburan tanah dan kesehatan tanaman anda.
4. Kompos Rumah
Tangga
Sampah
organik secara alami akan mengalami peruraian oleh berbagai jenis mikroba,
binatang yang hidup di tanah, enzim dan jamur. Proses penguraian ini memerlukan
kondisi tertentu, yaitu suhu, udara dan kelembaban.
Makin
cocok kondisinya, makin cepat pembentukan kompos, dalam 4 – 6 minggu sudah
jadi. Apabila sampah organic ditimbun saja, baru berbulan-bulan kemudian
menjadi kompos. Dalam proses pengomposan akan timbul panas krn aktivitas
mikroba. Ini pertanda mikroba mengunyah bahan organic dan merubahnya menjadi
kompos. Suhu optimal untk pengomposan dan harus dipertahankan adalah
45-65C.Jika terlalu panas harus dibolak-balik, setidak-tidaknya setiap 7 hari.
Bahan
1.
Di dalam rumah ( ruang
keluarga, kamar makan ) dan di depan dapur disediakan 2 tempat sampah yang
berbeda warna untuk sampah organic dan sampah non-organic.
2.
Diperlukan bak plastic
atau drum bekas untuk pembuatan kompos. Di bagian dasarnya diberi beberapa
lubang untuk mengeluarkan kelebihan air. Untuk menjaga kelembaban bagian atas
dapat ditutup dengan karung goni atau anyaman bambu.
3.
Dasar bak pengomposan
dapat tanah atau paving block, sehingga kelebihan air dapat merembes ke bawah.
Bak pengomposan tidak boleh kena air hujan, harus di bawah atap.
Cara Membuat
1.
Campur 1 bagian sampah
hijau dan 1 bagian sampah coklat.
2.
Tambahkan 1 bagian
kompos lama atau lapisan tanah atas (top soil) dan dicampur. Tanah atau kompos
ini mengandung mikroba aktif yang akan bekerja mengolah sampah menjadi kompos.
Jika ada kotoran ternak ( ayam atau sapi ) dapat pula dicampurkan .
3.
Pembuatan bisa
sekaligus, atau selapis demi selapis misalnya setiap 2 hari ditambah sampah
baru. Setiap 7 hari diaduk.
4.
Pengomposan selesai
jika campuran menjadi kehitaman, dan tidak berbau sampah. Pada minggu ke-1 dan
ke-2 mikroba mulai bekerja menguraikan membuat kompos, sehingga suhu menjadi
sekitar 40C. Pada minggu ke-5 dan ke-6 suhu kembali normal, kompos sudah jadi.
5.
Jika perlu diayak untuk
memisahkan bagian yang kasar. Kompos yang kasar bisa dicampurkan ke dalam bak
pengomposan sebagai activator.
6.
Keberhasilan
pengomposan terletak pada bagaimana kita dapat mengendalikan suhu, kelembaban
dan oksigen, agar mikroba dapat memperoleh lingkungan yang optimal untuk
berkembang biak, ialah makanan cukup (bahan organic), kelembaban (30-50%) dan
udara segar (oksigen) untuk dapat bernapas.
7.
Sampah organic
sebaiknya dicacah menjadi potongan kecil. Untuk mempercepat pengomposan, dapat
ditambahkan bio-activator berupa larutan effective microorganism (EM) yang
dapat dibeli di toko pertanian.
Bahan –bahan kompos
Add caption |
Add caption |
Batang Pisang
Add caption |
Add caption |
jerami Rumput
Hijau
Add caption |
Add caption |
Sekam Padi Pupuk
Kandang
Add caption |
Dedak padi MOL
Serutan Tiram Jerami
MOL
Bahan Campuran Kompos
Jerami Bahan
Campuran Kompos
Add caption |
Batang Pisang jerami
Jerami Permentasi
Kompos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar